Lingkungan yang Mempengaruhi Kegiatan Dunia Usaha

By | 30 December 2012
I.  Efek Lingkungan Kepada Kegiatan Dunia UsahaLingkungan merupakan tempat dimana manusia saling berinteraksi. Lingkungan sangat mempengaruhi terhadap kelancaran kehidupan manusia. Tidak hanya pada manusia, dunia usaha juga mempnunyai lingkungan yang berpengaruh terhadap kegiatan usaha. Lingkungan memberi pengaruh terhadap berjalannya kegiatan usaha. Karena berada pada suatu lingkungan, kegiatan usaha dituntut untuk bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Agar bisa tetap bertahan bahkan sampai berkembang. Berikut ini faktor penting yang mempengaruhi kegiatan dunia usaha.

A.  Krisis Moneter dan Dampaknya pada Dunia Usaha

Pada tahun 1997-1998 di negara kita dan beberapa negara lain di Asia terutama di Malaysia, Thailand dan Korea Selatan berlaku kemunduran ekonomi yang dijuluki the Asian Meltdown dan di Indonesia peristiwa ini dikenal dengan istilah Krismon atau Krisis Moneter. Kemunduran ekonomi tersebut diawali dari masalah yang timbul di sektor keuangan atau moneter. Yaitu diawali oleh kemerosotan kurs valuta asing, yang selanjutnya diikuti oleh kepanikan pasar saham dan ketidakstabilan di sektor keangan dan perbankan. Kemunduran perekonomian sangat serius (nilai produksi nasional sangat merosot), pengangguran sangat meningkat dan tingkat harga mengalami kenaikan yang lebih pesat dari masa sebelumnya.

Pada tahun 2007-2008 terjadi krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat yang merembet keseluruh negara. Dampak krisis keuangan global tercermin dalam penurunan indeks harga saham yang tajam di berbagai belahan dunia. Pasca kebangkrutan Lehman Brothers, semua pemerintahan dan bank sentral di Amerika, Eropa maupun Asia mencoba melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan perekonomian negara mereka. Upaya itu berupa: pemberian likuiditas, tindakan bail-out (penyelamatan) lembaga-lembaga keuangan, peluncuran blanket guarantee, penurunan tingkat suku bunga dan pemberian stimulus fiskal.Kelangkaan dan kesulitan likuiditas di pasar keuangan, yang menyebabkan pinjaman antar bank tidak jalan, kepanikan para pelaku pasar, dan kepercayaan antar pelaku di pasar uang semakin rendah. Keadaan ini mendorong mereka mencari asset atau lokasi yang paling aman untuk berinvestasi, yang berimbas pada pelarian dana ke luar negeri (capital flight).

Pada saat krisis melanda seluruh dunia termasuk Amerika, Indonesia hampir terkena dampak tersebut di karenakan hancurnya saham century. Demi menjaga stabilitas ekonomi di indonesia akhirnya Sri Mulyani yang mnjabat sebagai mentri keuangan segera memerintahkan Budiono yang kala itu menjabat deputi gubernur BI untuk mengucurkan dana talangan sebesar 6,7 triliun rupiah kepada bank Century..hal ini di lakukan Sri Mulyani karena jika sampai bang Century hancur maka indonesia akan mengalami kerugian sebesar 32,5 T. Jika ini terjadi bukan tidak mungkin indonesia akan menghadapi inflasi besar-besaran. Hanya tiga negara Asia yang secara makro masih memiliki pertumbuhan yang bagus yaitu Cina, India dan Indonesia.

B.   Faktor-faktor yang Menentukan Kondisi Lingkungan

Krisis ekonomi di atas merupakan contoh yang jelas bahwa kelangsungan hidup setiap perusahaan tidak hanya bergantung kepada kemampuannya menghasilkan barang secara efisien, dapat menjual barangnya dengan harga yang dapat dijangkau pembeli dan terdapat pembeli yang cukup untuk menjamin operasinya yang menguntungkan. Terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi dan menentukan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Faktor-faktor lain tersebut dinamakan lingkungan usaha atau iklim usaha.

Perubahan ekonomi yang berlakudi negara lain, dapat menimbulkan  pengaruh yang sangat penting kepada kepada sifat iklim usaha yang berlaku. Akibat dari perubahan ini iklim usaha juga akan mengalami perubahan. Untuk tetap beroperasi secara efisien, perusahaan perlu melakukan penyesuaian kepada perubahan iklim usaha yang berlaku. Oleh karena keadaan lingkungan sangat besar pengaruhnya kepada efisiensi dari operasi berbagai perusahaan dan kepada kemampuannya untuk memperoleh keuntungan untuk setiap pemilik dan pemimpin perusahaan harus dapat memahami lingkungannya dan dampak lingkungan tersebut terhadap usahanya. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi kegiatan perusahaan akan menimbulkan pengaruh penting kepada cara mengelola usaha yang dijalankan.

Lingkungan usaha dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: lingkungan pasar atau market evironment dan lingkungan bukan pasar atau  nonmarket evironment

II.   Efek Lingkungan Pasar Kepada Kegiatan Perusahaan

Lingkungan pasar memiliki beberapa faktor penting, yaitu: para pelanggan, perusahaan yang bersaing, pekerja, penyedia bahan mentah dan pemberi modal dan pinjaman.

a.
     Peranan Pelanggan
The consumer is king
 merupakan ungkapan yang sering dinyatakan mengenai kegiatan dalam dunia bisnis. Maksud dari ungkapan tersebut adalah untuk menekankan bahwa walaupun perusahaan yang menghasilkan dan menjual barang, tetapi pada akhirnya konsumen yang menentukan jenis-jenis barang yang harus diproduksikan. Apabila konsumen tidak menyukai barang yang diproduksi, penjualan tersebut tidak akan menguntungkan dan perusahaan bisa saja terancam tutup. Ini menunjukkan bahwa pada akhirnya keinginan konsumenlah yang akan menentukan tetap berjalannya perusahaan.

b.    Efek Pesaing dan Perusahaan Lain
Dalam setiap kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa akan terdapat beberapa perusahaan. Dalam kegiatan ekonomi seperti ini perusahaan tidak dapat menentukan harga, semua ditentukan oleh keadaan pasaran. Ketika harga meningkat tunggi, perusahaan akan memperoleh untuk keuntungan yang besar. Apabila harga merosot, perusahaan akan mengalami kerugian, perusahaan tidak dapat berbuat banyak untuk menghadapi keadaan ini. Misalnya di industri memproduksi peralatan rumah tangga, produsen bisa menentukan harga produksinya. Akan tetapi harga yang dijual pesaing harus dipertimbangkan. Apabila seorang produsen menjual harga lebih tinggi dari pesaingnya akan tetapi mutu barangnya lebih rendah, produsen akan mengalami kesulitan untuk menjualnya. Pesaing usaha tidak hanya dari perusahaan yang menghasilkan barang yang sama, perusahaan lain yang tidak menghasilkan barang yang sama, juga dapat membantu atau menekan perkembangan perusahaan. Sistem pengangkutan yang efisien dapat membantu melancarkan pemasaran dan meningkatkan penjualan.

c.      Sumbangan Penyedia Bahan Mentah
Kebanyakan perusahaan melakukan operasi produksi dengan menggunakan bahan mentah yang dihasilkan oleh pihak lain. Dengan demikian operasi penghasilan barang dari sustu kegiatan usaha sangat bergantung pada kegiatan industri hulu, yaitu kegiatan usaha pada perusahaan yang menghasilkan bahan mentah dan alat-alat perusahaan. Ketergantungan tersebut menimbulkan efek yang baik atau buruk. Apabila di industri penyedia bahan mentah mengalami kerugian dan harus tutup, perudahaan perlu mencari sumber bahan mentah lain yang mungkin tak murah dan sebaik penyedia bahan mentah yang asal. Hal ini dapat menaikkan biaya produksinya dan dan menurubkan hasil produksinya. Sebaliknnya apabila penyedia bahan mentah dapat beroperasi dengan lebih efisien dan menghasilkan barang yang lebih bermutu, perusahaan pengguna bahan mentah tersebut dapat menaikkan keuntungan dan menjual barang lebih bermutu.

d.    Pemberi Modal dan Pinjaman
Setiap pendirian perusahaan memerlukan dana modal. Modal tersebut biasanya digunakan untukmembeli tanah, membeli alat dan kebutuhan yang mendukung berdirinya perusahaan. Apabila modal tidak mencukupi untuk usaha, dapat diperoleh dari institusi keungan, selain itu juga dapat dilakukan dengan yang diperlukan. Pemilik modal dan institusi keuangan sangat penting peranannya sebagai penyedia dana untuk menjalankan operasi perusahaan. Semakin baik fasilitas penyediaan dana dapat memperlancar jalannya kegiatan usaha.

e.      Peranan Para Pekerja
Kesuksesan dan tingkat efisiensi kegiatan perusahaan pada akhirnya sangat bergantung pada kemampuan para pekerja yang melakukan pekerjaannya dengan baik. Pemilik perusahaan dan pemimpin perusahaan hanya dapat merencanakan dengan sebaik-baiknya tentang hal-hal yang perlu dilakukan perusahaan pada masa kin dan masa depan. Pada akhirnya, apakah rencana itu dapat terlaksana dengan sempurna, sangat tergantung kepada kemampuan dan kesungguhan pekerja-pekerja di berbagai tingkat dan manajemen. Untuk memperoleh hasil yang efektif dan efisien para pekerja harus bekerja  sesuai dengan spesifikasi kemampuannya.
III. Efek Lingkungan Bukan Pasar Kepada Kegiatan Perusahaan

A.  Efek Keadaan Perekonomian

Melihat efek dari Krisis Moneter pada tahun 1997-1998 terhadap perekonomian beberapa negara di Asia, menunjukkan bahwa keadaan ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan diberbagai perusahaan. Terdapat hubungan timbal balik yang penting antara keadaan perekonomian dalam kegiatan perusahaan, yaitu: kestabilan dan pertumbuhan ekonomi akan mendorong kepeda perkembangan dunia usaha, dan sebaliknya perkembangan dunia usaha akan mewujudkan kestabilan dan perubahan ekonomi. Berikut ini faktor ekonomi yang mempengaruhi kegiatan perusahaan.

1. Tingkat Pertumbuhan dan Pendapatan Nasional
Pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai tingkat yang sama dengan pertambahan penduduk tidak meningkatkan taraf pendapatan dan kemakmuran masyarakat. Daya beli masyarakat tidak mengalami perubahan, keadaan ini tidak akan mengembangkan perusahaan-perusahaan. Karena apabila produksi ditingkatkan, produsen tidak mampu untuk menjualnya karena daya beli masyarakat yang kurang.Dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang pesat, yaitu yang tingkat perkembangannya jauh melebihi tingkat perkembangan penduduk. Dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, pendapatan rata-rata masyarakat bertambah dan daya beli masyarakat meningkat. Perkembangan ini akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan-perusahaan. Lebih banyak barang yang diproduksi maka keuntungan yang diharapkan juga semakin besar.

2.     Masalah Pengangguran yang Dihadapi
Masalah pengangguran sering kali menghampiri Negara-negara berkembang. Apabila dalam dalamperekonomian telah dihadapi masalah pengangguran, keadaan ini akan mempengaruhi jumlah tingkat pengangguran di tahun yang akan datang, jika pertumbuhan ekonomi tidak dapat menyediakan pekerjaan yang cukup untuk tenaga yang bertambah. Pertumbuhan ekonomi yang lambat merupakan faktor yang menyebebkan tingkat pengangguran bertambah besar. Dengan demikian, untkmengatasi masalah pengangguran, dibutuhkan pertumbuhan yang mampu menyerap pertambahan tenaga kerja.

Pertumbuhan ekonomi penting artinya untuk menciptakan lingkungan kegiatan usaha yang kondusif. Selain meningkatkan pertumbuhan masyarakat, pertumbuhan ekonomi mampu menambah kegiatan usaha, sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang menganggur dan yang bertambah.

3.     Kebutuhan untuk Mengendalikan Tingkat Inflasi
Kenaikan harga-harga yang berlaku dalam satu periode ke periode lain dinamakan inflasi. Tingkat inflasi yang tinggi berdampak negatif terhadap kegiatan usaha. Berikut ini efek negatif terhadap kegiatan perusahaan-perudahaan apabila inflasi terjadi.

Menaikkan biaya produksi, inflasi biasanya merupakan kenaikkan harga yang bersifat menyeluruh. Kenaikkan ini akan menaikkan biaya produksi karena kenaikan harga bahan mentah, keadaan ini akan mendorong perusahaan untuk menaikkan harga.

Mendorong kenaikan upah, inflasi menyebabkan pendapatan riil masyarakat berkurang. Ketika para pekerja merasa daya belinya berkurang mereka akan menuntut kenaikan upah, hal ini akan menaikkan biaya produksi lebih lanjut.

Kemerosotan pendapatan riil, apabila inflasi tidak diikuti dengan kenaikkan upah yang sama tingginya dengan tingkat inflasi, pendapata riil merosot dan daya beli riil berkurang. Keadaan ini akan mengurangi kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan jasa, dan dapat mengurangi kegiatan usaha.

Biaya memperoleh modal meningkat, inflasi akan menaikkan suku bunga. Perusahaan tidak selalu menggunakan uangnya sendiri untuk berusaha. Sering kali sebagian modalnya dipinjam dari institusi keuangan, dan biaya operasinya juga   pinjam dari bank. Apabila kenaikkan suku bunga berlaku akibat dari inflasi, beban perusahaan unruk membayar bunga dan membayar utang semakin bertambah.

Dapat meningkatkan persaingan barang dari luar negeri, apabila inflasi berlaku tanpa diikuti oleh kemerosotan kurs valuta asing, barang inpor akan menjadi relatif lebih murah dibandingkan barang buatan dalam negeri. Hal ini akan menjadikan barang buatan dalam negeriakan semakin menciut

Usaha untuk mewujudkan kestabilan dan kemantapan perekonomian harus mengusahakan agar inflasi ditekan ketingkat serendah mungkin.

4.     Kekukuhan Neraca Pembayaran dan Kurs Valuta Asing
Neraca pembayaran merupakan suatu data ringkas mengenai lalu lintas keuangan dari suatu megara kenegara-negara lain yang berada dalam satu tahun tertentu. Neraca pembayaran di bagi menjadi dua hal, yaitu neraca berjalan dan neraca modal. Dalam neraca berjalan ditunjukkan nilai ekspor dan impor dan nilai bersih perdagangan jasa. Neraca modal menggambarkan alira modal jangka panjang dan jangka pendek diantara negara yang bersangkutan dengan negara lain. Data dari meraca pembayaran akan memberikan informasi penting mengenai ekspor dan inpor, nilai perdagangan jasa, da aliran modal investasi yang tabersifat infestasi asing langsung, maupun investasi portfolio, dan aliran modal yang diterima badan pemerintah. Neraca pembayaran mengalami defisit, berarti aliran pembayaran keluar negara lebih besar dari aliran yang masuk kedalam negara, dan apabila keadaan yang sebaliknya akan terdapat surplus dalam neraca pembayaran. Keadaan neraca pembayaran suatu negara mengalami surplus, cadangan valuta asing akan bertambah dan keadaan neraca pembayaran akn lebih kukuh. Hal ini penting untuk mewujudkan kestabilan ekonomi.

Berikut beberapa sumbangan neraca pembayaran yang kuat terhadap kestabilan ekonomi:

  • Kurs valuta asing akan tetap stabil, keadaan ini penting bagi perusahaan karena harga bahan yang dibelinya stabil.
  • Perusahaan-perusahaan mudah memperoleh bahan mentah atau mesin-mesin dan peralatan pabrik lainnya yang perlu di impor dari luar negeri.
  • Modal asing mempunyai kepercayaan kepada kestabilan perekonomian negara dan tidak aka segan mengeluarkan dananya untuk berinvestasi.

B.   Peranan Kestabilan Politik

Berbeda dengan istilah kestabilan ekonomi, yang dapat diartikan dan dinilai dengan menggunakan data ekonomi yang kuantiatif, pengertian kestabilan politik sifatnya sangat subyektif. Pada masa ini kita dapat melihat beberapa contoh dari keadaan politik yang stabil, yaitu kestabilan dalam pemerintah yang telah berkuasa sejak lama. Termasuk dalam golongan ini adalah pemerintahan dinegara Komunis, seperti Cina, Rusia dan Korea. Yang telah menunjukkan banwa sistem tersebut mampu untuk menimbulkan kestabilan politik.akan tetapi sistem seperti ini menghadapi persoalan yang sangat penting. Sistem tersebut tidak mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebebasan masyarakat untuk memilih dan mengeluarkan pendapat sangat dubatasi, yaitu demokrasi tidak wujud.

Negara-negara barat pada umumnya telah mencapai kestabilan pilitik yang sangat tinggi. Karena telah terbantuknya institusi politik, aturan dan undang-undang negara yang mampu mengatur kehidupan politik, ekonomi dan sosial budaya yang mampu menyerap aspirasi masyarakat. Dalam demokrasi yang mereka jalankan kebanyakan partai politik memiliki landasan yang tidak jauh berbeda. Sifat dasarnya adalah menjalankan demokrasi dalam pemerintahan, memberikan kebebasan yang luas kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan yang diinginkannya, dan mengembangkan sistem ekonomi yang didasarkan pada falsafah pasar bebas.

Dari keadaan kehidupan masyarakat di negara-negara komunis dengan negara-negara di barat. Pada hakikatnya sistem politik dan pemerintahan tesebut perlu mengandung tiga unsur berikut:

1. Telah terwujud institusi politik dan pemerintahan, serta undang-undang yang dapat mengatur kehidupan masyarakat dengan aman dan teratur.

2. Terdapat kebebasan yang luas dalam masyarakat untuk mengemukakan pendapat dan menjalankan kegiatan yang sesuai dengan keinginannya.

3. Telah terbentuk sistem ekonomi yang dapat memberikan ruang kepada masyarakat untukmenjalankan kegiatan ekonomi dalam sistem persaingan yang sehat.

C. Peranan Kebijakan Pemerintah

Di negara berkembang, kebijakn pemerintah bukansaja diperlukan untuk mewujudkan kestabila ekonomi  tetapi juga pertumbuhan ekonomi yang relatif pesat. Kebutuhan untuk mengembangkan perekonomian adalah sangat mendesak negara-negara berkembang, karena kemiskinan masih meluas, tingkat penangguran yang sangat tinggi dan tingkat pertumbuhan penduduk dan teaga kerja cukup besar.

Sebagian dari kegiatan pembangunan perlu dijalankan dan dibiayai oleh pemerintah. Misalnya membangun jalan raya, irigasi dan infrastruktur ekonomi  merupakan tanggung jawab pemerintah. Menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan merupakan tanggung jawab pemerintah juga.

D. Kebijakan untuk Mewujudkan Kestabilan EkonomiKeadaan-keadaan yang akan mewujudkan kestabilan ekonomi adalah:

·         Mengalami pertumbuhan ekonomi yang melebihi pertumbuhan penduduk

·         Pertumbuhan ekonomi tidak memperburuk masalah pengangguran

·         Tingkat inflasi sangat rendah

·         Kedudukan neraca pembayaran kukuh dan kurs valuta asing stabil.

·         Gerak konjungtur yaitu gerak naik turunnya kegiatan ekonomi sangat kecil.

Kebijakan utama yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan kestabilan tersebut adalah dengan menjalankan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.

  • Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah mengadakan perubahan dalam pemungutan pajak dan perbelanjaan pemerintah yang bertujuan untuk menciptakan kestabilan ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut adakalanya, untuk sementara waktu, pemerintah menjalankan kebijakan Fiskal Defisit yaitu melakukan perbelanjaan yang melebihi penerimaan dari pajak dan sumber lain. Dalam situasi ini, menjalankan kebijakan fiskal defisit akan menyebabkan utang negara meningkat dan inflasi. Kebijakan anggaran belanja seimbang selalu digalakkan untuk menghindari terwujudnya kedua masalah tersebut.

  • Kebijakan Moneter

 

 

Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan. Pada kebijakan fiskal keputusan dilakukan oleh Departemen Keuangan sedangkan kebijakan moneter dilakukan oleh Bank Sentral. Sasaran utama dari kebijakan moneter adalah untuk menjaga agar tingkat inflasi mrendah dan suku bunga rendah. Kedua faktor tersebut sangat kondusif pada upaya pengembangan sektor usaha. Kestabilan harga-harga mendorong kepada terjadinya kepastian prospek kegiatan ekonomi di masa depan. Suku bunga rendah mengurangi biaya meminjam modal. Keadaan ini sangat kondusif dalam perkembangan dunia usaha. Kebijakan moneter sering juga digunakan untuk menstabilkan kurs valuta asing dan mengurangi gejolak spekulasi dan pasaran mata uang asing dan pasaran saham.

  • Kebijakan Memercepat Pembangunan Ekonomi

 

Tanggung jawab negara berkembang dalam menjalan kan kebijakan ekonomi jauh lebih besar dari neara maju. Menghadapi pertumbuhan penduduk yang lebih pesat dari negara maju. Di negara maju tingkat pertumbuhan penduduknya tidak melebihi satu persen, dibandingkan dengan negara 1,5 hingga 2.5 persen. Pertambahan penduduk yang pesat ini menyebababkan penambahan tenaga kerja yang pesat pula. Pertambahan penduduk berbanding lurus dengan pertambahan tenaga kerja. Untuk menyerap tenaga kerja perlu menyusun kebijakan mempercepat pembangunan.

Unsur utama yang diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah:

1. Mengembangkan Infrastruktur
Keadaan infarastruktur yang baik, sangat dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Misalnya pembangunan jalan raya, pelabuhan dan fasilitas lain yang mendukung kegiatan usaha. Oleh karena itu pemerintah harus bisa meningkatkan pertumbuhan infrastruktur yang baik dan merata, terutama pada daerah yang memiliki potensi dunia usaha. Dengan keadaan infrastruktur yang baik sangat berdampak positif pada perkembangan perusahaan dan kinerja perusahaan untuk mengahasilkan barang semakin baik dan banyak.

2. Meningkatkan Investasi
Investasi yang dimaksud adalah investasi yang bersifat fisik, bukan investasi dalam bentuk keuangan. Yaitu investasi untuk meningkatkan fasilitas infrastruktur dan investasi untuk menembah alat-alat produksi. Pengembangan infrastruktur biasanya telah menjadi tugas pemerintah untuk menunjang kelancaran perusahaan. Disamping mengembangan infrastruktur, pemerintah perlu menjalalankan hal-hal berikut:

a. Memfasilitasi lebih banyak investasi asing untuk mengmbangkan usahanya di dalam      negeri.

b. Memberi berbagai insentif kepada perusahaan dan pemodal domestik untuk mengembangkan industri besar maupun kecil.

c. Melakukan usaha-usaha agar kegiatan-kegiatan yang tradisional seperti pertanian, perikanan dan industri rumah tangga semakin berkembang.

d. Mengembangkan faktor wisata.
3. Meningkatkan Taraf  Pendidikan MasyarakaUsaha untuk mengembangkan suatu perekonomian melalui pengembangan infrastruktur, kegiatan produksi, kegiatan menghasilkan jasa memerlukan sumber daya manusia yang memiliki taraf pendidikan yang tinggi. Dengan demikian, seharusnya dilakukan pengembangan dalm bidang pendidikan. Mutu pengajaran perlu ditingkatkan , fasilitas pengajaran yang mendukung pendidikan perlu ditingkatkan.
E. Unsur Lain Yang Mempengaruhi Kegiatan Usaha

Unsur lain yang mempengaruhi kegiatan usaha adalah: peraturan dan undang-undang, sistem sosial dan kebudayaan, organisasi perburuhan dan organisasi masyarakat lain dan keadaan perekonomian dan politik global.

F. Peraturan dan Undang-undang
Peraturan dan undang-undang yang ada, dan bagaimana pelaksanaannya dalam kenyataan sebenarnya, sangat penting pengaruhnya pada perkembangan dunia usaha dan mengtur perilaku pengusaha dalam menjalankan kegiatannya. Secara umum peraturan dan undang-undang mengatur kegiatan perusahaan yang dapat dijalankan oleh perusahaan. Dalam bentuk yang spesifik peraturan undang-undang meliputi hal-hal berikut:

1. Peraturan dan undang-undang mengenai kontrak

2. Menentukan hal-hal yang dapat dijalnkan dan tidak dapat dijalankan dalam berbagai bidang usaha.

3. Aturan-aturan dalam melakukan perdagangan dan transaksi.

4. Aturan-atuan mengenai tindakan perusahaan yang bangkrut dan tidak dapat melanjutkan kegiatan usaha.

5. Peraturan dan undang-undang yang berhubungan dengan penanaman modal asing.

6. Peraturan mengenai kepemilikan harta perusahaan dan harta intelektual.

Buruk baiknya lingkungan usaha bukan saja ditentukan oleh bentuk-bentuk peraturan yang berlaku dalam masyarakat, tetapi ia juga bergantung kepada pelaksanaan peraturan tersebut. Peraturan yang sangat mengikat akan mengurangi gairah pengembangan usaha. Sebaliknya kegagaln melaksanakan peraturan yang ada dapat pula membatasi keinginan mengembangkan usaha.

G. Sistem Sosial dan Kebudayaan


Pengaruh kehidupan sosial dan kebudayaan pada kegiatan usaha adaah sangat kompleks dan tidak mudah untuk menggambarkannya secara sistematik. Berikut efek faktor sosial dan budaya pada lingkungan kegiatan perusahaanSebagian besar penduduk Indonesia beragama islam. Hal ini mempemgaruhi pola konsumsi masyarakat. Untuk menarik pelanggan yang beragama islam, setiap perusahaan-perusahaan penghasil makanan, harus memproduksikan barang yang halal untuk dikonsumsi. Perusahaan pembuat pakaian tidak lupa mengembangkan kegiatan usaha untuk memproduksi busana muslim.

Negara Indonesia yang kaya akan kebudayaan, merupakan daya tarik bagi warga negara asing untuk berkunjung ke Indonesia. Kebudayaan tersebut kemudian dikelola sebagai objek wisata, secara tidak langsung penduduk yang berada disekitar merasakan dampak yang sangat posotif untuk pertumbuhan ekonominya. Di sekitar objek wisata tersebut penduduk bisa berjualan sovenir ataupun makanan. Dari obje wisata tersebut taraf ekonomi penduduk sedikit terangkat.

H. Organisasi Perburuhan dan Organisasi Masyarakat Lain

Keefektifan kegiatan pekerja-pekerja dalam perusahaan bergantung pada banyak faktor seperti pendidikan pekerja, pengalaman pekerja, keterampilan dalam melakukan kerja, kemampuan manajemen untuk untuk enciptakan suasana kerja yang baik dan etos kerja dan budaya kerja para pekerja dan pemimpinnya. Faktor ini dipndang sebagai faktor internal yang menentukan efisiensi penggunaan sumber daya manusia diperusahaan.

Disamping faktor internal tersebut, keharmonisan suasana kerja perusahaan-perusahaan bergantung pula pada tindakan–tindakan organisasi pekerja (labor unions) dan pressure groups lainnya yang ada dala m masyarakat. Organisasi pekerja dapat memberikan sumbangan penting dalam menciptakan suasana lingkungan yang kondusif kepada perkembangan usaha.

Sebaliknnya pula, organisasi pekerja yang kurang berminat untuk membantu menciptakan suasana kerja yang baik diantara para pekerja dengan majikan dapat menghalangi kegiatan usaha. Menuntut upah minimum yang sangat tinggi atau waktu kerja yang dipersingkat, menuntut kenaikan upah yang lebih tinggi dari kenaikan produktivitas dan terlalu kerap menganjurkan pemogokan dalam perusahaan, akan menimbulkan efek buruk pada perkembangan dunia usaha.

Selain organisasi dan serukat pekerja, di dalam masyarakat terdapat beberapa organisasi lainyang dapat menimbulkan tekenan-tekenan yang akan mempengaruhi suasana kegiatan usaha. Organisasi trsebut digolongkan sebagai pressure groups. Golongan masyarakat ini sering kali dapat bertindak sebagai suatu kekuatan yang mengawasi kegiatan perusahaan agar tidak menjalankan kegiatan yang merugikan masyarakat.persatuan konsumen yang mengawasi barang-barang yang di produksikan berbagai perusahaan merupakan upaya agar konsumen tidak tertipu.

I. Perkembangan Politik dan Ekonomi Global

Yang dimaksud dengan penertian ini adalah berlakunya perubahan ciri hubungan politik-ekonomi dan sosial di antara berbagai negara yang meningkatkan sifat saling ketergantungan diantara berbagai negara. Dalam bidang ekonomi, peningkatan saling ketergantungan tersebut disebabkan oleh faktor perkembangan perusahaan multinasional, kemajuan teknolugi informasi dan pengangkutan, alran modal asing yang semakin besar dan aliran perdagangan internasional yang sangat meningkat.

J. Kebaikan Globalisasi

Perhubungan yang lebih terbuka di antara satu perekonomian dengan perekonomian lainnya akan memperluas pasar barang dan jasa yang dihasilkannya. Kesempatan ini sangat penting peranannya dalam mengembangkan bidang usaha diberbagai negara.

K. Keburukan Globalisasi


Semakin terbukanya suatu perekonomian sebagi akibat globalisasi dapat mempersulit usaha untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Globalisasi meningkatkan persaingan, dan negara-negara yang tidak mampu bersaing di pasaran internasional dapat menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Sektor industri yang tidak efisien akan tersaingi oleh produksi dari luar negeri. Hal ini akan menimbulkan kemunduran dalam beberapa kegiatan di sektor industrinya. Keadaan ini akan menjadi lebih buruk lagi apabila kegiatan ekonominya yang tradisional, yaitu pertanian, peternakan dan perikanan tersaingi oleh barang dari luar negeri yang lebih murah harganya.